-->

26 Februari 2015

Madu dan Alquran Sebagai Media Penyembuh

Madu dan Alquran Sebagai Media Penyembuh - Adalah Abdul Manaf Bin Mohd Yasir - seorang warga Singapura mencoba mencari solusi dengan bertanya atas penyakit yang dideritanya kepada redaksi salah satu portal yang kami kelola; Individualis.Me. Isi pertanyaanya sebagai berikut.

Aswbm Saya berusia 51 tahun. Warga Singapura. Walapun sudah 4 tahun menghidapi diabetes jenis 2 dan lumpuh pada bahagia kanan tubuh, Allah masih menyayangi saya. Bagaimana harus saya atur jadual pembacaan Al-Quran dalam sehari? Mohon saranannya. Terima kasih. Wslm.

Madu dan Alquran sebagai Media Penyembuh
Madu dan Alquran sebagai Media Penyembuh
Untuk menjawab pertanyaan Abdul Manaf di atas, silakan simak uraian berikut ini. 
Agama Islam memerintahkan untuk semua pemeluknya agar mengamati alam sekitar; baik langit dan bumi serta meneliti beberapa ciptaan Allah. 

Agama Islam pun takmenentang penelitian secara ilmiah. Salah satu bentuk penelitian ilmiah dengan adanya ilmu kedokteran. Islam mengajarkan pengikutnya agar berhati-hati (mencegah) terhadap suatu mudharat. Hal tersebut juga terdapat dalam dunia medis dengan istilah pencegahan (preventif).

Tidak hanya pencegahan, dunia pengobatan juga mendapat porsi perhatian yang cukup besar dari Rasulullah. Dalam kitab-kitab hadist, banyak hadits yang menganjurkan kaum muslimin untuk melakukan pengobatan bahkan membimbingnya untuk melakukan terapi pengobatan untuk penyakit tertentu. 

Rasulullah bersabda, “Setiap penyakit ada obatnya. Jika obat itu mengenai penyakit, atas izin Allah ia akan sembuh”.

Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda, “Kesembuhan ada pada tiga hal, yaitu; meminum madu, menggoreskan pembekam, dan pengobatan kay (besi yang dipanaskan). Saya melarang umatku dari pengobatan dengan kay (besi yang dipanaskan”. 

Artinya, metode pengobatan menggunakan kay adalah pilihan terakhir.

Madu dan Alquran Sebagai Media Penyembuh 

Ketika menerangkan hal itu, Nabi tidak didorong oleh hawa nafsu melainkan karena beliau telah mendapat wahyu dari Allah. Berdasarkan hadits itu madu berada di posisi pertama dalam daftar pengobatan. 

Pernyataan Nabi ini mutlak bagi kesembuhan seluruh penyakit-bukan hanya khusus penyakit tertentu. Pernyataan tersebut juga menegaskan keampuhan madu dalam menyembuhkan semua penyakit, tentunya dengan izin Allah.

Bukhari serta Muslim meriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri bahwa seorang lelaki datang menemui Rasulullah dan berkata, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya perut saudaraku kembung (istithlaq = diare)”. 

Maka Rasulullah berkata kepadanya, “Minumkan madu untuknya”. Ia pun memberi saudaranya madu. Lelaki itu datang lagi kemudian berkata, “Wahai Rasulullah, saya telah memberinya madu, tetapi hal itu hanya membuatnya semakin kembung”.
Kemudian Nabi berkata, “Pergilah, lalu beri ia madu”. 

Lelaki itu pun pergi dan memberi saudaranya madu. 

Kemudian ia datang lagi lalu berkata, “Wahai Rasulullah, saya telah memberinya madu, tapi hal itu justru membuatnya semakin kembung”. 

Maka Rasulullah kembali bersabda, “Mahabenar Allah dan perut saudaramu itu bohong. Pergilah dan beri ia madu”. Maka lelaki itu pun pergi dan memberinya madu, lalu saudaranya pun sembuh.

Hadist di atas memiliki arti penting, seperti:
Madu adalah obat (asy-syfa) bagi banyak penyakit. Perhatikan, Rasulullah tidak mendiagnosis si pasien, bahkan saudaranya yang mengadu kepada Rasulullah memberinya resep dengan madu. 

Seandainya madu penyembuh bagi penyakit tertentu saja, tentu Rasulullah akan memeriksa terlebih dulu jenis penyakit lelaki tersebut sebelum memberinya resep dengan madu. 

Untuk sembuh, madu membutuhkan waktu dalam mengobati pasien. Rentang waktu kesembuhan tergantung dari jenis penyakit dan kondisi pasien. Hal ini dapat kita lihat dari bolak-baliknya saudara si sakit kepada Rasulullah hingga akhirnya si sakit sembuh.

Dalam kitab Sunan Ibnu Majah, dalam sebuah hadist marfu’ yang diriwayatkan Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, “Barang siapa minum sesendok madu tiga kali setiap bulannya maka ia tidak akan terkena penyakit yang besar”.

Dalam hadist tersebut ada isyarat pentingnya mengonsumsi madu secara berkesinambungan. Madu dapat memberikan kekebalan (imunitas) sehingga tubuh memiliki pertahanan terhadap penyakit.

Rasulullah bersabda, “Hendaklah kalian menggunakan dua obat yaitu madu dan Al-Qur’an”. (H.R. Ibnu Majjah)

Dan dunia kedokteran pun sudah mengakui banyak sekali manfaat yang diberikan dari pengobatan dengan menggunakan madu. Dan klinik kami salah satu klinik yang menggunakan madu sebagai terapi pengobatan yang diberikan terhadap pasien.

Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 68-69 yang artinya. “Dan Rabbmu mewahyukan kepada lebah, ‘buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu dan di tempat-tempat yang dibuat manusia’. 

Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Rabbmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Seseungguhnya, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Rabb) bagi orang-orang yang memikirkan”.

Allah memuliakan lebah dalam Al-Qur’an. Penghargaan Allah ini mencapai puncaknya ketika Dia mengkhususkan sebuah surat dalam Al-Qur’an yang bernama surat An-Nahl. Membaca surat An-Nahl akan membuat akan dan hati kita mendapat pencerahan berupa pengetahuan dan hikmah ilahi. Dalam setiap ayat ini memuat dalil tentang berbagai nikmat Allah yang tiada terhitung.

Madu dan Alquran sebagai Media Penyembuh

Allah berfirman dalam surat An-Nahl ayat 18 yang artinya. “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscata kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ayat tersebut menjadi bukti sekaligus hujah bagi mudahnya manusia memanfaatkan ciptaan Allah di muka bumi. Dimulai dari turunnya hujan, diletakkannya lautan dan sungai, hingga segala sesuatu yang tersembunyi di dalam tanah dan pegunungan. Semua ini terwujud dalam bentuk yang jelas dan nyata sebagai bentuk keagungan Sang Khaliq.

Dia menundukkan semua binatang melata, burung-burung, serangga, tetumbuhan dan semua yang ada di muka bumi untuk manusia. Oleh karena itu, hendaklah manusia melihat lebah, darinya akan kita mengetahui manfaat, kerja keras dan ketangguhannya. Di dalamnya terkandung hikmah dalam penciptaan lebah dan madu yang dihasilkan.

Pembaca ... 

Mari kita memulai hidup sehat secara alami dengan madu dan membaca Alquran. Pembaca bisa meminum Madu Tropis Brazil yang bisa diperoleh di tempat kamu. Untuk informasi lebih lanjut hubungi layanan customer service kami 0857-2110-9590 (SMS dan WA) 
Next article Next Post
Previous article Previous Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *