Pembaca kita tahu bangsa Yahudi terkenal dengan pola pikirnya yang di atas rata-rata bangsa lain. Ahli kitab (kaum Yahudi) dengan kepintarannya, sudah barang tentu setiap ucapannya akan didengar serta diterima oleh kebanyakan orang meskipun isi perkataannya belum tentu kebenarannya.
Pada zaman Rasulullah saw., ahli kitab seringkali mengatakan segala hal yang berlainan dengan apa yang diyakininya. Begitu pula terhadap keberadaan Rasulullah saw., mereka (ahli kitab) sudah memahami kebenaran Nabi Muhammad, mengetahui tentang urusan kiblat bahwa semuanya itu dari wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi-Nya, Muhammad saw.
Faktanya, para pendeta dan pemuka agama Yahudi, senantiasa mencala, mencerca, dan memperolok-olok Nabi Muhammad saw dan agama yang dibawanya. Cara yang paling sering dilakukan dalam celaannya dengan mengemukakan bahwa perkataan-perkataan yang dibawa Rasulullah diambil dari kitab mereka (bangsa Yahudi).
Tentu saja kondisi seperti itu membuat hati Muhammad saw. menjadi gundah ... Untuk menghilangkan kegundahan yang menimpa diri Rasulullah saw., Allah telah menurunkan ayat, seperti tentang urusan arah kiblat. Di dalam surat Albaqarah ayat 144, Allah mempertegas tentang kedustaan ahli kitab.
Muhammad juga seorang manusia biasa, dengan tekanan yang diarahkan kepada dirinya berupa berita fitnah dari pendeta-pendeta Yahudi, menimbulkan kegundahan dalam hati beliau. Dengan bentuk syubhat yang diberikan oleh ahli kitab terhadap diri Nabi Muhammad telah membuatnya larut dalam kesedihan.
Itulah Muhammad rasul kita, di saat-saat tertentu pun beliau tidak berdaya dengan intimidasi dari orang-orang yang membencinya. Bagi kita selaku umat beliau, sudah sepatutnya belajar dari peristiwa kegundahan Rasul tersebut.
Sadarilah semua tujuan senantiasa memiliki rintangan dan halangan ... Semua kejadian hanya milik Allah, maka di saat terjadi suatu hal yang tidak mengenakkan hingga membuat kita gundah maka serahkan kepada Allah dengan taklupa meminta pertolongan-Nya. []
Pada zaman Rasulullah saw., ahli kitab seringkali mengatakan segala hal yang berlainan dengan apa yang diyakininya. Begitu pula terhadap keberadaan Rasulullah saw., mereka (ahli kitab) sudah memahami kebenaran Nabi Muhammad, mengetahui tentang urusan kiblat bahwa semuanya itu dari wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi-Nya, Muhammad saw.
Faktanya, para pendeta dan pemuka agama Yahudi, senantiasa mencala, mencerca, dan memperolok-olok Nabi Muhammad saw dan agama yang dibawanya. Cara yang paling sering dilakukan dalam celaannya dengan mengemukakan bahwa perkataan-perkataan yang dibawa Rasulullah diambil dari kitab mereka (bangsa Yahudi).
Tentu saja kondisi seperti itu membuat hati Muhammad saw. menjadi gundah ... Untuk menghilangkan kegundahan yang menimpa diri Rasulullah saw., Allah telah menurunkan ayat, seperti tentang urusan arah kiblat. Di dalam surat Albaqarah ayat 144, Allah mempertegas tentang kedustaan ahli kitab.
قَدْ نَرَى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِي السَّمَاءِ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضَاهَا فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوا وُجُوهَكُمْ شَطْرَهُ وَإِنَّ الَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ لَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُونَ
“Sesungguhnya Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.” (QS. Albaqarah:144)Muhammad juga seorang manusia biasa, dengan tekanan yang diarahkan kepada dirinya berupa berita fitnah dari pendeta-pendeta Yahudi, menimbulkan kegundahan dalam hati beliau. Dengan bentuk syubhat yang diberikan oleh ahli kitab terhadap diri Nabi Muhammad telah membuatnya larut dalam kesedihan.
Itulah Muhammad rasul kita, di saat-saat tertentu pun beliau tidak berdaya dengan intimidasi dari orang-orang yang membencinya. Bagi kita selaku umat beliau, sudah sepatutnya belajar dari peristiwa kegundahan Rasul tersebut.
Sadarilah semua tujuan senantiasa memiliki rintangan dan halangan ... Semua kejadian hanya milik Allah, maka di saat terjadi suatu hal yang tidak mengenakkan hingga membuat kita gundah maka serahkan kepada Allah dengan taklupa meminta pertolongan-Nya. []
This post have 0 komentar
Bagi yang berminat, silakan berkomentar — Terima Kasih :)
EmoticonEmoticon