Televisi analog adalah proses siaran televisi yang dipancarkan dengan menggunakan daya listrik yang mengeluarkan daya voltase yang bervariasi begitupun dengan sinyal yang keluar dari frekuensinya. Ada tiga type frekuensi yang lazim dipakai untuk siaran TV Analog, yaitu; NTSC (National Television System Committee), PAL (Phase Alternating Line), dan SECAM (Sequential Color with Memory).
Berdasarkan catatan yang dirilis oleh Depkominfo yang telah menyatakan bahwa pada 2018 akan dilakukan pemetaan bandwith (pita lebar frekuensi komunikasi). Hal ini sekaligus menguatkan bahwa nanti akan ada semacam penataan "jalan tol informasi".
Dampak yang signifikan dari adanya manajemen frekuensi tersebut adalah semakin cepatnya proses unggah dan unduh saat menggunakan internet. Teknologi televisi dengan adanya prediksi ini mencoba untuk menyesuaikan diri. Maka, kini sudah mulai dikenal istilah cut-off TV analog to digital.
Melansir rubrik RESONANSI (majalah Nuansa edisi Februari 2017), saat ini ujicoba pergeseran televisi analog berpindah menjadi teknologi digital tengah dilakukan oleh TVRI (Televisi Republik Indonesia).
Dengan adanya isu Konvergensi TV Analog to Digital kelak di 2018, gambaran yang akan terjadi adalah televisi digital dengan 1 kanal saja bisa menjadi 8 hingga 12 kanal. Bisa Anda bayangkan, jika hari ini saja ada 11 kanal televisi yang aktif melakukan siaran televisi maka akan hadir 80 hingga 120 kanal yang melakukan siaran televisi.
Dengan adanya lebar pita frekuensi (bandwith) yang kian melebar saja sejak hari ini, tidak menutup kemungkinan platform komunikasi kita yang dilakukan selama ini pun akan beralih pada teknologi televisi atau video streaming - seperti yang sudah dilakukan oleh Makah Live HD atau Salam TV dan Rodja TV.
Begitu pula dengan pemanfaatan media sosial, baik itu Whatsapp, Facebook, serta Instagram saling berlomba memasang fitur live (penggunanya bisa melakukan aktualisasi secara real time) pada aplikasi masing-masing.
Bisa sama-sama kita bayangkan, dengan semakin mudahnya cara berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri, gadget akan bermunculan dengan penawaran yang bervariatif dari sisi harga dan fitur. Tentunya ini akan menguji etika berkomunikasi dari penggunanya.
Simpul singkatnya, perkembangan teknologi telekomunikasi, broadcasting serta internet tengah menjadi trio solid yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Sehingga banyak dari perusahaan penyedia jasa telekomunikasi memanfaatkan ketiga unsur tersebut menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.
Bicara televisi di era serba moderen seperti sekarang, penulis akan ajak Anda untuk membahas tentang harga TV LED. Ya ... Tentunya tidak harganya saja sih :)
Menyitat catatan yang sudah ditulis oleh Wikipedia, disebutkan bahwa TV LED merupakan televisi yang memanafaatkan teknologi dioda. Dioda mampu memancarkan cahaya pada saat mendapat arus bias maju (forward), ini berarti LED akan memancarkan cahaya. Apabila pancaran cahaya LED ini diberi tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias maka enerjinya menjadi lebih efisien saat mengeluarkan cahaya.
Sedikitnya ada 4 (empat) dari perusahaan yang sudah malang melintang di dunia elektronik yang terlibat masuk dalam ceruk bisnis TV LED, yaitu; Sharp, LG, New Toshiba serta Samsung. Dan masing-masing dari brand kondang ini menawarkan fitur yang mereka anggap menjadi fitur unggulan.
Sebut saja teknologi High Definition Digital yang berusaha disematkan oleh LG atau dari segi ukuran layar. Sharp menawarkan TV LED 24 Inchi, Samsung mencoba memberikan diskon dari 3 juta menjadi 2,5 juta dengan layar 32 Inchi.
Well, itulah sekilas informasi perkembangan teknologi tentang Konvergensi TV Analog to Digital yang Akan Terjadi pada 2018. Semoga artikel kali ini bisa membuka wawasan kita mengenai perkembangan dunia telekomunikasi khususnya televisi. [w4/02_elv]
Berdasarkan catatan yang dirilis oleh Depkominfo yang telah menyatakan bahwa pada 2018 akan dilakukan pemetaan bandwith (pita lebar frekuensi komunikasi). Hal ini sekaligus menguatkan bahwa nanti akan ada semacam penataan "jalan tol informasi".
Dampak yang signifikan dari adanya manajemen frekuensi tersebut adalah semakin cepatnya proses unggah dan unduh saat menggunakan internet. Teknologi televisi dengan adanya prediksi ini mencoba untuk menyesuaikan diri. Maka, kini sudah mulai dikenal istilah cut-off TV analog to digital.
Melansir rubrik RESONANSI (majalah Nuansa edisi Februari 2017), saat ini ujicoba pergeseran televisi analog berpindah menjadi teknologi digital tengah dilakukan oleh TVRI (Televisi Republik Indonesia).
Dengan adanya isu Konvergensi TV Analog to Digital kelak di 2018, gambaran yang akan terjadi adalah televisi digital dengan 1 kanal saja bisa menjadi 8 hingga 12 kanal. Bisa Anda bayangkan, jika hari ini saja ada 11 kanal televisi yang aktif melakukan siaran televisi maka akan hadir 80 hingga 120 kanal yang melakukan siaran televisi.
Dengan adanya lebar pita frekuensi (bandwith) yang kian melebar saja sejak hari ini, tidak menutup kemungkinan platform komunikasi kita yang dilakukan selama ini pun akan beralih pada teknologi televisi atau video streaming - seperti yang sudah dilakukan oleh Makah Live HD atau Salam TV dan Rodja TV.
Begitu pula dengan pemanfaatan media sosial, baik itu Whatsapp, Facebook, serta Instagram saling berlomba memasang fitur live (penggunanya bisa melakukan aktualisasi secara real time) pada aplikasi masing-masing.
Bisa sama-sama kita bayangkan, dengan semakin mudahnya cara berkomunikasi dan mengaktualisasikan diri, gadget akan bermunculan dengan penawaran yang bervariatif dari sisi harga dan fitur. Tentunya ini akan menguji etika berkomunikasi dari penggunanya.
Simpul singkatnya, perkembangan teknologi telekomunikasi, broadcasting serta internet tengah menjadi trio solid yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Sehingga banyak dari perusahaan penyedia jasa telekomunikasi memanfaatkan ketiga unsur tersebut menjadi sebuah bisnis yang menjanjikan.
Bicara televisi di era serba moderen seperti sekarang, penulis akan ajak Anda untuk membahas tentang harga TV LED. Ya ... Tentunya tidak harganya saja sih :)
Menyitat catatan yang sudah ditulis oleh Wikipedia, disebutkan bahwa TV LED merupakan televisi yang memanafaatkan teknologi dioda. Dioda mampu memancarkan cahaya pada saat mendapat arus bias maju (forward), ini berarti LED akan memancarkan cahaya. Apabila pancaran cahaya LED ini diberi tegangan listrik dengan konfigurasi forward bias maka enerjinya menjadi lebih efisien saat mengeluarkan cahaya.
Sedikitnya ada 4 (empat) dari perusahaan yang sudah malang melintang di dunia elektronik yang terlibat masuk dalam ceruk bisnis TV LED, yaitu; Sharp, LG, New Toshiba serta Samsung. Dan masing-masing dari brand kondang ini menawarkan fitur yang mereka anggap menjadi fitur unggulan.
Sebut saja teknologi High Definition Digital yang berusaha disematkan oleh LG atau dari segi ukuran layar. Sharp menawarkan TV LED 24 Inchi, Samsung mencoba memberikan diskon dari 3 juta menjadi 2,5 juta dengan layar 32 Inchi.
Well, itulah sekilas informasi perkembangan teknologi tentang Konvergensi TV Analog to Digital yang Akan Terjadi pada 2018. Semoga artikel kali ini bisa membuka wawasan kita mengenai perkembangan dunia telekomunikasi khususnya televisi. [w4/02_elv]
This post have 0 komentar
Bagi yang berminat, silakan berkomentar — Terima Kasih :)
EmoticonEmoticon