-->

07 Juli 2015

Percetakan Alquran Braile Ada di Bandung

Percetakan Alquran Braile Ada di Bandung - Huruf Braille merupakan sistem tulisan sentuh yang dipergunakan khusus bagi para tuna netra. Penemu huruf Braile adalah Louis Braille (LB) yang buta disebabkan kebutaan waktu kecil. LB berasal dari Perancis ini pada saat berusia 15 tahun, dirinya membuat suatu tulisan semacam kode/sandi guna memudahkan para tentara saat membaca di dalam gelap. Itulah sejarah Braile yang sangat penting karena memiliki nilai manfaat bagi banyak orang.

Percetakan Alquran Braile Ada di Bandung
Percetakan Alquran Braile Ada di Bandung
Berbicara mengenai Braile dan manfaatnya, hari ini sudah tersiar kabar bahwa telah ditemukan Alquran dengan huruf Braile yang hanya ada di Indonesia lebih tepatnya di Jalan Pajajaran. Bertempat di gedung Yayasan Penyantun Wyata Guna disingkat YPWG mesin cetak Alquran Braile dioperasikan. Kabarnya, mesin cetak Alquran sistem Braile yang ada di Bandung ini merupakan mesin cetak tertua dan masih berfungsi dengan baik untuk digunakan.

Ayi Ahmad Hidayat, Kepala Percetakan di YPWG menjelaskan, "Mesin cetak Alquran Braile ini berasal dari Amerika Serikat. Sejak semula mesin itu memang dibuat terbatas yang didistribusikan ke setiap benua. Untuk Asia, Indonesia menjadi salah satu yang mendapatkannya."

Mesin Alquran Braile yang dirakit langsung sesuai permintaan Hellen Keller Internasional (didirikan pada tahun 1915, Helen Keller International organisasi sosial yang menyantuni tuna netra serta masyarakat yang tidak mampu) ini dibuat secara terbatas dan bersifat Nirlaba. Seluruhnya ada 6 unit mesin cetak Braile, "Dan ini satu-satunya yang masih berfungsi, lima lainnya sudah rusak," tambah Ayi.

Mesin cetak Alquran Braile tersebut terbilang tua, karena itulah perlu perawatan ekstra agar bisa berfungsi dengan baik, seperti; menyediakan stamplet dan oli. Mesin tersebut tidak memiliki merek yang spesifik namun sering disebut dengan Braille Press. Untuk menjalankan mesin cetak ini diperlukan tenaga listrik 110 volt guna menggerakkan dinamo.

Oplag yang dihasilkan dari mesin cetak alquran Braile sebanyak 300 lembar per jam. Sehari YPWG mampu mencetak sebanyak 3 set Alquran braille. Per 1 set Alquran Braile berisi sekira 2 (dua) ribu halaman. Ada yang menarik dari mesin cetak yang terbilang tua ini. Dari segi kuantiti, mesin cetak alquran Braile ini lebih produktif dibandingkan dengan mesin modern yang berbasis metode print out. Dari segi mutu atau kualitas pun, hasil cetak konvensional yang dikeluarkan lebih baik dari hasil cetak yang dikeluarkan oleh mesin cetak modern. Kelemahannya adalah penyusunan naskah yang lambat disebabkan proses yang terbilang konvensional atau dilakukan secara manual.

Menurut sejarahnya, mesin cetak Alquran Braile ini kali pertama masuk ke Indonesia pada 1952 di Jakarta. Hanya saja waktu itu belum digunakan untuk mencetak Alquran. Setelah dikirim ke Bandung pada 1960,  mulailah digunakan sebagai alat pencetak Alquran braille. 
"Mesin cetak Braile ini berasal dari Amerika Serikat. Sejak semula mesin itu memang dibuat terbatas yang didistribusikan ke setiap benua. Untuk Asia, Indonesia menjadi salah satu yang mendapatkannya." ~ Ayi Ahmad Hidayat
---
Sumber rujukan: http://www.goodnewsfromindonesia.org/2015/06/28/mesin-cetak-alquran-braille-satu-satunya-di-dunia-ada-di-indonesia/
Next article Next Post
Previous article Previous Post

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *