Inilah kisah tentang dialog rasulullah saw. dengan syetan. Cerita ini dipetik dari buku terbitan Syaamil Books, “10 Karakter Remaja Unggul”.
Ada sebuah riwayat dialog Rasulullah dengan syetan, ketika Rasulullah akan pergi ke masjid. Beliau mendapati syetan sedang berdiri di depan pintu masjid.
Lalu, Rasul bertanya kepada syetan itu, “Apa yang engkau lakukan di situ?”
Syetan itu menjawab, “Aku tidak berani masuk karena ada orang yang sedang tidur itu, sehingga aku tidak bisa mengganggu orang yang sedang shalat di sebelahnya.”
Rasul bertanya lagi, “Mengapa engkau lebih takut pada orang sedang tidur itu? Padahal dia sedang lalai, sedangkan orang yang sedang shalat itu sedang dekat dengan Rabb-nya?”
Syetan itu menjawab, “Karena orang yang tidur itu lebih berilmu dibanding orang yang sedang shalat.”
Tuh, kan! Syetan aja takut sama orang berilmu. Makanya Islam sangat menganjurkan untuk menuntut ilmu.
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isrâ’, 17: 36)
Islam memandang penting aspek keilmuan, karena hanya dengan aspek keilmuan seseorang bisa memahami sesuatu hal. Kalau dengan trustness kita bisa mendeteksi sesuatu itu baik atau buruk, itu lebih disebabkan karena faktor hidayah Allah. Tapi kalau dengan knowledge, kita akan bisa mendeteksi sesuatu itu baik atau buruk karena faktor logika atau pemahaman kita ten-tang sesuatu hal.
Misalnya: kita diperintahkan Allah agar menjauhi judi dan khamr (drugs), trus ada teman yang mengajak kita meminum minuman keras. Bayangkan kalau kita nggak pernah tahu apa-apa tentang minuman keras tadi. Kita nggak tahu aromanya, merek-mereknya, bahkan nggak tahu bahayanya. Udah, deh ... kita pasti kejebak.
Ada sebuah riwayat dialog Rasulullah dengan syetan, ketika Rasulullah akan pergi ke masjid. Beliau mendapati syetan sedang berdiri di depan pintu masjid.
Lalu, Rasul bertanya kepada syetan itu, “Apa yang engkau lakukan di situ?”
Syetan itu menjawab, “Aku tidak berani masuk karena ada orang yang sedang tidur itu, sehingga aku tidak bisa mengganggu orang yang sedang shalat di sebelahnya.”
Rasul bertanya lagi, “Mengapa engkau lebih takut pada orang sedang tidur itu? Padahal dia sedang lalai, sedangkan orang yang sedang shalat itu sedang dekat dengan Rabb-nya?”
Syetan itu menjawab, “Karena orang yang tidur itu lebih berilmu dibanding orang yang sedang shalat.”
Tuh, kan! Syetan aja takut sama orang berilmu. Makanya Islam sangat menganjurkan untuk menuntut ilmu.
“Dan janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (QS. Al Isrâ’, 17: 36)
Dialog Rasulullah Dengan Syetan
Knowledge (Pengetahuan)Islam memandang penting aspek keilmuan, karena hanya dengan aspek keilmuan seseorang bisa memahami sesuatu hal. Kalau dengan trustness kita bisa mendeteksi sesuatu itu baik atau buruk, itu lebih disebabkan karena faktor hidayah Allah. Tapi kalau dengan knowledge, kita akan bisa mendeteksi sesuatu itu baik atau buruk karena faktor logika atau pemahaman kita ten-tang sesuatu hal.
Misalnya: kita diperintahkan Allah agar menjauhi judi dan khamr (drugs), trus ada teman yang mengajak kita meminum minuman keras. Bayangkan kalau kita nggak pernah tahu apa-apa tentang minuman keras tadi. Kita nggak tahu aromanya, merek-mereknya, bahkan nggak tahu bahayanya. Udah, deh ... kita pasti kejebak.
This post have 0 komentar
Bagi yang berminat, silakan berkomentar — Terima Kasih :)
EmoticonEmoticon